Keunikan Proses Pengolahan Kopi Sasak NTB yang Membuatnya Istimewa
Pengolahan kopi Sasak dari Lombok merupakan tradisi yang mengakar kuat di masyarakat Sasak dan melibatkan berbagai tahapan unik untuk menghasilkan kopi berkualitas tinggi dengan cita rasa yang khas. Proses ini dimulai dari tahap pemetikan, di mana biji kopi dipilih secara selektif untuk memastikan hanya buah yang matang sempurna yang diambil. Masyarakat Sasak umumnya memetik biji kopi dengan tangan, memilih yang berwarna merah cerah, karena biji yang matang menghasilkan rasa yang lebih baik dan kompleks. Setelah dipetik, biji kopi melalui proses pembersihan awal untuk menghilangkan kotoran dan kulit buah. Proses ini sering dilakukan secara manual, mencerminkan kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun. Tahapan pemilihan dan pembersihan ini merupakan langkah penting untuk menjaga kualitas kopi agar tetap tinggi, yang akan mempengaruhi hasil akhir minuman kopi tersebut.
Setelah melalui proses pemetikan dan pembersihan, tahap berikutnya adalah pengeringan biji kopi. Pengeringan biji kopi Sasak dilakukan secara tradisional, yaitu dengan menjemurnya di bawah sinar matahari selama beberapa hari. Dalam proses ini, biji kopi harus sering dibolak-balik agar pengeringannya merata, sehingga tidak ada biji yang tetap basah atau menjadi busuk. Teknik pengeringan ini sangat penting untuk mempertahankan aroma dan cita rasa asli kopi, yang menjadi ciri khas kopi Sasak. Dalam beberapa kasus, proses pengeringan dilakukan selama 7–10 hari, tergantung pada kondisi cuaca. Masyarakat Sasak percaya bahwa pengeringan secara alami dengan sinar matahari membuat rasa kopi menjadi lebih kuat dan autentik. Proses ini menjadi salah satu faktor yang membedakan kopi Sasak dengan kopi dari daerah lain, karena perhatian pada detail ini menghasilkan kopi dengan kualitas yang tinggi dan rasa yang lebih dalam.
Tahap akhir dari pengolahan kopi Sasak adalah proses penyangraian (roasting), yang sering kali dilakukan dengan cara tradisional menggunakan alat sederhana. Penyangraian dilakukan dengan menggoreng biji kopi di atas wajan yang terbuat dari tanah liat atau baja, di atas api kecil yang terkontrol. Proses ini memerlukan ketelitian, karena suhu dan waktu sangrai yang tepat sangat penting untuk menghasilkan rasa kopi yang optimal. Waktu penyangraian biasanya tergantung pada selera lokal; beberapa preferensinya adalah rasa kopi yang lebih kuat, sehingga mereka menyangrai biji kopi hingga berwarna hitam pekat. Setelah disangrai, biji kopi digiling dan siap untuk diseduh. Proses yang penuh kesabaran dan keterampilan ini menghasilkan kopi Sasak yang memiliki rasa kuat, kaya, dan unik, yang dihargai oleh masyarakat lokal dan wisatawan. Kopi Sasak tidak hanya sekadar minuman, tetapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat Sasak yang kaya akan tradisi.